burung - burung bertebaran





















































date, hour and day

ELDO TOBING

kursor bintang berjatuhan

energy saving

Guest Book

Kamis, 23 Desember 2010

Realisme dan Neorealisme

Dalam Hubungan Internasional ada beberapa teori diantaranya realisme dan neorealisme. Realisme adalah suatu teori tentang pembentukan kehidupan yang baik dalam dunia internasional dan memiliki sebuah peraturan yang mengatur perilaku negara untuk memperoleh keuntungan, manfaat, atau kepentingan sebuah negara dengan melibatkan warga negaranya. Perspektif Realisme lahir dari kegagalan mencegah perang dunia I dan perang dunia II. Aliran ini semakin kuat setelah Perang Dunia II, terutama di Amerika Serikat. Perlombaan dalam membuat senjata termutakhir dan terbaik ketika Perang Dingin semakin mengukuhkan perspektif Realisme. Pandangan-pandangan yang jadi dasar aliran ini posisinya berseberangan dengan idealisme, misalnya perspektif ini berkeyakinan bahwa manusia itu jahat, berambisi untuk berkuasa, berperang dan tidak mau bekerja sama.
Aktor utama dalam hubungan internasional menurut teori realisme adalah negara, negara yang harus berusaha untuk membangun kekuatan sehingga menciptakan balance of power yang menurut para kaum realis dapat mencegah terjadinya perang. Perspektif realisme berakar dari asumsi dasar mengenai manusia yang pada hakikatnya mementingkan diri sendiri seperti juga halnya dengan negara yang dimotivasi oleh kepentingan nasional, dari sudut pandang eksternal, inti kepentingan nasional adalah untuk membentuk suatu keamanan nasional yang didasari oleh adanya suatu konsep state of nature mengenai manusia itu sederajat, walau masih ada perbedaan gender, kemudian negara saling berinteraksi secara anarki dan menyatakan bahwa negara selalu dipengaruhi oleh suatu kompetisi, ketidakberanian dan mencari keagungan. Kekuasaan merupakan hal utama untuk memahami tingkah laku dan motivasi negara serta memandang bahwa hubungan internasional sebenarnya penuh konflik dan selalu menggunakan penyelesaian melalui perang. Menurut paham realis, sistem internasional itu bersifat anarkis maksudnya tidak ada suatu yang lebih berdaulat diatas negara, maka negara menjadi ‘egois’ dalam pengunaan kekuatan untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Perdamaian dipandang negatif oleh kaum realis, negara harus menjamin keamanan dan perdamaiannya sendiri. Negara harus bersiap untuk berperang dan berkonflik untuk mau damai serta perspektif realis menganggap kalau ingin membuktikan bahwa negara itu mempunyai kekuatan militer yang mumpuni, maka berperanglah, dengan semua cara tersebut stabilitas internasional akan dicapai.
Neorealisme muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan untuk menjelaskan karakteristik hubungan internasional yang semakin interdependen. Menurut Kenneth Waltz (1979) yang membawa konsep neorealisme dalam bukunya yang berjudul Theory of International Politics, bagi Waltz fokus utama hubungan internasional bukan lagi terletak pada aktornya, tetapi pada sistem di mana aktor-aktor tersebut berinteraksi serta struktur sistem dan distribusi kekuatan relatif. Asumsi utama neorealisme yaitu kondisi anarki hubungan negara dengan aktor lainnya, struktur sistem sangat mempengaruhi tingkah laku aktor, Kepentingan diri sendiri memaksa negara yang hidup dalam kondisi anarki memilih membantu diri sendiri ketimbang kooperasi. Negara merupakan aktor rasional yang akan memilih strategi untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Masalah terpenting dari kondisi anarki sistem adalah survival dan negara melihat seluruh negara lainnya sebagai musuh yang dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasionalnya sehingga menyebabkan dilema keamanan yang mempengaruhi kebijakan luar negeri masing-masing negara. Kaum neorealis percaya bahwa setiap negara bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan, dan cara untuk meraihnya yaitu dengan menjamin perekonomian internasional pasar bebas yang liberal.
Perbedaan penting antara realisme klasik dan neorealisme adalah bahwa neorealisme telah mengembangkan analisis yang lebih mendalam tentang kerjasama dan peranan institusi dalam hubungan internasional,terutama menyangkut pemerintahan dalam perekonomian global yang pada akhirnya mendorong munculnya Ekonomi Politik Internasional (EPI) dan sumbangan terbesar neorealisme bagi EPI ialah mengenai teori stabilitas hegemoni yang dikembangkan oleh Charles Kindleberg pada 1973 yang menjelaskan tentang keruntuhan tatanan moneter internasional.
Semakin berjalannya waktu, muncullah kritikan terhadap realisme dan neorealisme seperti yang ditulis Jack Donnelley yang berjudul Realism dalam buku Theories of International Relations yang menyatakan bahwa realisme bukan merupakan teori preskriptif atau memberikan petunjuk. Selain itu, realisme juga teori yang fokusnya terlalu sempit. Jackson dan Sorensen menambahkan bahwa realisme gagal menangkap perluasan politik internasional. Kurang terbukanya realisme terhadap perubahan politik internasional ini menyebabkan kurang sesuai jika diterapkan pada kondisi dunia saat ini.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar