burung - burung bertebaran





















































date, hour and day

ELDO TOBING

kursor bintang berjatuhan

energy saving

Guest Book

Minggu, 12 Desember 2010

Perspektif Rusia Terhadap Sanksi Nuklir Iran

Rusia merupakan salah satu dari lima plus Jerman anggota tetap dewan keamanan PBB yang tentunya mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang dikenal sebagai resolusi DK PBB dimana ditaati bersama anggota PBB berdasarkan piagam PBB. Dalam menyikapi isu aktual mengenai nuklir Iran yang telah menyita perhatian khalayak banyak, Rusia yang sebagai sekutu Iran telah mengambil beberapa kebijakan dimana pada awalnya mendukung program nuklir Iran yang dianggap sebagai tujuan damai dengan mengirimkan bahan bakar nuklir ke sebuah reaktor nuklir di stasiun pembangkit listrik tenaga atom di Bushehr, Iran . Namun dikarenakan terus dilakukannya pengayaan uranium secara rahasia tanpa bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional yang kemudian dianggap oleh negara Barat sebagai pengembangan nuklir untuk senjata, maka Rusia yang sebenarnya tidak menginginkan adanya sanksi yang tegas terhadap Iran harus mengatakan bahwa negara ini rentan terhadap sanksi tegas jika tetap terjadi krisis. Penyelesaian krisis nuklir yang sebelumnya dianggap tepat melalui jalur diplomasi oleh Rusia menjadi pertimbangan sanksi diakibatkan lobi oleh negara Barat. Padahal Iran telah menandatangani NPT bersama 189 negara lain untuk membatasi membatasi penyebaran persenjataan nuklir dan menerima pusat pemrosesan multinasional untuk mencegah kemampuan domestik mengolah sendiri uranium, walaupun Iran menolak program nuklirnya didikte oleh negara lain dan menyatakan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Pada perkembangan selanjutnya, semua anggota tetap DK – PBB termasuk Rusia menyetujui resolusi 1929 yang menjadi resolusi kelima yang dikeluarkan sekaligus resolusi dengan dukungan terkecil ini berisi mengenai sanksi tambahan bagi Iran menyangkut program pengembangan nuklir. Hal tersebut menimbulkan pengecaman dari Iran terhadap Rusia dan membuat hubungan harmonis Rusia dengan negara Barat. Dalam pelaksanaan selanjutnya, hubungan yang sudah tercipta diantara Rusia dan Barat kembali harus memanas dikarenakan ketidakpuasan Rusia terhadap sanksi sepihak dan melampaui parameter yang disepakati dalam resolusi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa dimana hal itu dapat mempengaruhi kerja sama di bidang krisis nuklir. Walaupun terjadi ketidakpuasaan terhadap tindakan sepihak tersebut, namun Rusia tetaplah melaksanakan isi dari resolusi tersebut, hal ini ditandai dengan membatalkannya pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-300 dan senjata – senjata lainnya ke Iran atas penolakan penangguhan program pengayaan uraniumnya yang mana hal ini didasarkan pada surat keputusan presiden Rusia yaitu Dmitry Medvedev pada 22 September 2010. Resolusi tersebut juga berisi mengenai pembatasan – pembatasan baru terhadap investasi Iran keluar negeri.
Opini
Mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh Rusia terhadap Iran, menurut saya merupakan tindakan yang plin-plan dari Rusia, dikarenakan pada awalnya negara tersebut mendukung program nuklir Iran bahkan dengan mengirim bahan bakar nuklir, tetapi setelah mendapat lobi dari negara Barat, Rusia langsung mengalihkan pandangannya dengan pro terhadap sanksi Barat disini dipimpin oleh Amerika Serikat yang merupakan musuh utama Iran. Hal ini menunjukkan ketidakonsistenan arah dari Rusia meskipun pro barat tersebut disebabkan oleh pengayaan uranium Iran yang tersembunyi dan tidak ditemukannya solusi lewat negoisasi. Kemudian karena disetujuinya resolusi tersebut, maka kesepakatan kedua negara ini dalam hal pengiriman S-300 dibatalkan yang selanjutnya Iran mengambil langkah politik via a vis dengan Rusia. Hal ini menyebabkan melunaknya Rusia dan merekatnya kembali hubungan kedua negara sekutu ini. Berdasarkan fakta ini, dapat dilihat kalau sebenarnya Rusia masih menginginkan peran strategis yang dimiliki oleh Iran yaitu dalam mengontrol kelompok sayap kanan Islam yang seringkali mengganggu keamanan domestik Rusia berupa ancaman terror, selain itu Iran merupakan pasar senjata terbesar bagi Rusia, serta berdasarkan pengalaman masa lalu yang mana Iran membantu mengatasi kesulitan Rusia ketika terjadi pengganguran besar di negara itu. Jadi dapat disimpulkan walaupun Rusia menyetujui resolusi PBB yang salah satunya berisi mengenai embargo senjata, tetapi tidak dapat dipungkiri kalau sebenarnya hubungan diantara kedua negara sekutu ini masih besar yang menyebabkan dilemma bagi Rusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar