burung - burung bertebaran





















































date, hour and day

ELDO TOBING

kursor bintang berjatuhan

energy saving

Guest Book

Kamis, 23 Desember 2010

Identity, Race and Religion in Globalisation
Globalisasi telah merubah banyak aspek dalam kehidupan manusia termasuk aspek identitas, ras dan agama. Dalam kaitannya dengan identitas, globalisasi telah mengaburkan identitas dasar yang ada pada masyarakat dikarenakan banyaknya penetrasi sistem sosial dan budaya yang masuk ke suatu negara. Banyaknya individu yang tidak menganggap lagi sebagai warga negara, tetapi sudah menjadi warga global akibat semakin intensnya pengaruh globalisasi ini. Contohnya di Indonesia, dimana dulunya masyarakat hidupnya saling membantu dan bergotong royong dalam membersihkan lingkungan, tetapi karena masuknya budaya barat yang bersifat individual, maka semangat Bhineka Tunggal Ika itu pudar dan lebih mementingkan diri sendiri dari pada masyarakat umum. Kemudian dari segi ras, globalisasi telah mengaburkan ras yang ada didunia ini dimana banyak masyarakat yang tidak mengakui mereka berasal dari ras itu dan lebih memilih sebagai masyarakat global. Selanjutnya dalam kaitannya dengan agama yang berada di garis depan dari proses globalisasi. Globalisasi telah menggunakan agama sebagai basis tindakan mereka dan globalisasi ini seperti teroris yang merupakan salah satu fenomena globalisasi yang telah menyalahkan ajaran agama dalam tindakan mereka, kemudian dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi akibat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang sekarang lebih mementingkan rutinitas dan aktivitasnya daripada harus beribadah. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi ketika banyaknya orang yang tidak memiliki agama atau ateis disebabkan tidak ada ajaran yang tepat menurutnya dan memetingkan hal lain daripada kegiatan keagamaan.

Migration, diasporas and transnational communities
Fenomena Globalisasi telah menyebabkan terjadinya migrasi secara besar – besaran dikarenakan semakin mudahnya setiap individu untuk melintasi batas negara. Dalam kaitan ini globalisasi ditandai oleh semakin masif dan aneka ragamnya mobilitas di atas muka bumi. Migrasi terjadi karena keinginan masyarakat untuk memperoleh taraf hidup yang lebih baik dari sebelumnya sehingga menyebabkan mereka berpindah tempat. Kemudian diaspora yang merupakan fenomena tercerabutnya seseorang atau suatu kaum dari kawasan yang diasumsikan sebagai tanah asalnya. Fenomena diaspora menjadi problematis karena tanah asal lazim diangap sebagai salah satu komponen penting dalam bangunan identitas individu atau kelompok. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang mempercepat mobilitas manusia dan menggerus batas-batas cultural, maka "tempat" dalam fungsinya yang tradisional sebagai tanah asal pun semakin tergusur oleh apa yang disebut "bukan-tempat" (non-place). "Bukan-tempat" adalah ruang yang tak bisa ditempati. Di samping itu, kehadiran internet yang menawarkan ruang maya juga mendorong dilakukannya redefinisi atas "tempat" dan memperkuat makna kehadiran "bukan-tempat". Ruang maya adalah "tempat" dalam pengertian baru, di mana "tempat" justru bersifat cair dan digital. Ruang maya adalah "tempat" yang sekaligus "bukan-tempat" karena ia merangkum sifat keduanya sekaligus. Kemudian mengenai komunitas transnasional dimana globalisasi mendorong terciptanya komunitas ini dikarenakan semakin mudahnya setiap orang berkomunikasi dan berinteraksi dari jarak jauh melalui dunia maya bahkan dapat melakukan bisnis dari internet yang akhirnya membentuk komunitas tertentu yang telah melewati batas negara.
Referensi
http://www.forumbebas.com/thread-22919.html, diakses pada 7 Desember 2010
http://mudjiarahardjo.com/artikel/213-diaspora-dalam-pergeseran-budaya-dan-bahasa.html, diakses pada 7 Desember 2010
http://www.llull.cat/rec_transfer/webt1/transfer01_foc01.pdf, diakses pada 7 Desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar